Konsep merdeka belajar, ujian nasional akan digantikan oleh Asessmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. Asesmen ini menekankan kemampuan penalaran literasi dan numerik yang didasarkan pada praktik terbaik tes PISA. Berbeda dengan UN yang dilaksanakan di akhir jenjang pendidikan, asesmen ini akan dilaksanakan di kelas 4, 8, dan 11. Hasilnya diharapkan menjadi masukan bagi sekolah untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya sebelum peserta didik menyelesaikan pendidikannya.

Apa itu Assesmen?

Dilansir dari seputar pengetahuan.co.id, assessmen atau disebut juga penilaian adalah suatu cara atau alat yang digunakan untuk mendapatkan serangkaian informasi tentang hasil belajar dan pencapaian kompetensi dari peserta didik. Assessmen memiliki fungsi yaitu :

Fungsi formatif yaitu dimana assessment dipakai untuk memberikan umpan balik atau feedback terhadap para guru untuk dijadikan dasar ketika memperbaiki dan membenarkan proses pembelajaran dan juga mengadakan remedial untuk para peserta didik.

Fungsi Sumatif sebagai penentu nilai belajar siswa dalam satu mata pelajaran tertentu, sehingga selanjutnya bisa dijadikan bahan memberikan laporan, menentukan kenaikan kelas serta menentukan lulus.

Assessmen sendiri memiliki 3 prinsip yaitu assesmen terhadap belajar, assesmen untuk belajar dan assessmen sebagai belajar. Assessmen terhadap belajar artinya adalah melakukan penilaian terhadap keseluruhan proses pembelajaran baik penilaian secara formatif maupun sumatif. Sedangkan assesmen untuk dan sebagai belajar, berarti penilaian yang diperoleh digunakan sebagai bahan pembelajaran bagi guru untuk berefleksi diri terhadap keseluruhan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Tujuannya adalah untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran tersebut sehingga dapat dilakukan perbaikan pada pembelajaran berikutnya. Prinsip assessmen untuk dan sebagai belajar lebih kepada fungsi formatif dari assessmen itu sendiri. 

Merdeka Belajar

Merdeka belajar yang diharapkan untuk dilakukan haruslah mengikuti prinsip mandiri, refleksi dan berdaya. Mandiri berarti siswa mampu mengembangkan karakter tidak takut salah untuk menyampaikan dan melakukan sesuatu, jikalau pun salah, siswa  dapat memperbaiki kesalahannya sendiri. Disamping itu, melalui prinsip mandiri ini, diharapkan siswa menjadi tahu kapan dan bagaimana siswa menggunakan keterampilan yang dimiliki serta siswa tahu kapan dan kepada siapa siswa dapat  meminta bantuan. 

Refleksi, memiliki arti bahwa pada merdeka belajar, siswa menjadi lebih sering melakukan refleksi tentang apa saja kekurangan dan kelebihan yang dimiliki siswa, apa saja kelemahan dan kekuatan siswa dalam belajar dan siswa memberikan umpan balik kepada diri sendiri. Dengan refleksi ini, siswa akan semakin paham dengan diri dan karakternya sehingga dapat menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk membantu proses belajar siswa. Berdaya dalam merdeka belajar mempunyai maksud bahwa keterampilan yang dimiliki  siswa hasil dari belajarnya, dapat dibagikan kepada orang lain dan dari keterampilan tersebut diharapkan pula akan memberikan manfaat yang positif bagi lingkungan sekitarnya. 

Prinsip merdeka belajar ini sebenarnya telah sesuai dengan visi presiden yang didukung oleh Kemendikbud dimana pendidikan diharapkan dapat mewujudkan Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian. Hal ini dapat dilakukan melalui terciptanya pelajar Pancasila yang berpikir kritis, kreatif, mandiri, bergotong royong, berkebinekaan global serta beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. 

Mengapa assessmen merdeka belajar?

Assessmen merdeka belajar memang berbeda dengan assessmen pada konsep pembelajaran yang biasanya. Tes yang digunakan tidak berbentuk pilihan ganda.  Tes yang digunakan haruslah dalam bentuk tes essay yang dapat mengembangkan kemampuan literasi, numerik dan karakter siswa. Oleh karena itu, assessmen ini memiliki kelebihan yaitu :

Siswa sebagai asesor

Siswa dapat memonitor pembelajarannya sendiri

Siswa dapat menggunakan strategi dan mengambil keputusan

Membantu siswa dalam belajar

Siswa dapat melihat sendiri proses belajarnya

Memotivasi siswa dalam belajar

Melatih regulasi diri

Melalui assessmen ini, diharapkan profil pelajar Pancasila seperti yang menjadi visi dari Kemendikbud dapat tercapai. Siswa menjadi terbiasa berpikir kritis, kreatif dan mandiri dalam proses belajarnya. Imbasnya, siswa menjadi lebih mudah mengaplikasikan dan mengembangkan ilmu yang dimiliki di lingkungan masyarakatnya.

Bagaimana menerapkan assessmen merdeka belajar?

Pembelajaran merdeka belajar haruslah menggunakan metode yang mewadahi ketiga kemampuan yang ingin dicapai oleh tujuan pembelajaran. Yaitu membentuk siswa yang berkarakter mulia, berliterasi tinggi dan mempunyai kemampuan numerik. Model pembelajaran yang dapat digunakan adalah collaborative learning dan scientific learning. Collaborative learning berarti siswa belajar secara bersama-sama dalam suatu kelompok untuk mencapai hasil yang diharapkan. Melalui collaborative learning, siswa akan belajar untuk bekerjasama, gotong royong, toleransi, saling membantu satu sama lain untuk mencapai tujuannya. Diskusi adalah metode yang tepat dalam pembelajaran ini. Banyak teknik diskusi yang dapat dilakukan sepery fish ball, snow ball, talk and question (tanya jawab) dan sebagainya. Melalui diskusi, beberapa karakter siswa akan terbentuk dan guru dapat dengan mudah melakukan penilaian. 
Disamping itu, scientific learning juga dapat digunakan untuk pembelajaran merdeka belajar. Pada pembelajaran ini siswa dituntut untuk berpikir ilmiah, berpikir kritis dan kreatif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran yang berorientasi pada pemberian project, pelaksanaan suatu proses, dan pembuatan produk, biasanya digunakan pada model pembelajaran ini. Pembelajaran berbasis sains akan membantu guru untuk melakukan penilaian terdapat kemampuan literasi dan numerasi. Contoh bentuk pemberian assessmen berbasis proyek. 
Siswa diberikan deskripsi tugas sesuai dengan materi yang dipelajari.

Siswa diberikan petunjuk pengerjaan dari tugas yang diberikan. Petunjuk ini akan membantu siswa untuk fokus dalam mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran.